Karangan (1) Tentang Malam Indonesia 2001

Malam Indonesia adalah peristiwa di mana saya mengambil bagian setiap tahun sejak 1999. Tetapi Malam Indonesia 2001 memberi kesan yang paling dalam. Yaitu, karena saya dalam panitia untuk Malam Indonesia tahun ini. Bagi orang lain, persiapan untuk Malam Indonesia  perlu beberapa minggu. Tetapi, untuk panitia kali ini,  kami perlu dua bulan.  Kalau Malam Indonesia sukses, seluruh kelas akan merasa lebih bahagia daripada orang lain. Kalau Malam Indonesia gagal, kami juga akan merasa lebih sedih.

Pada hari itu, kami mulai bersiap-siap untuk Malam Indonesia pada jam 3 sore. Saya adalah petugas untuk TARI BALI. Jadi, saya membantu penari semua mengenakan pakaian untuk pertunjukan. Tetapi, pakaiannya sangat sulit. Pertama, sarung yang harus dipakai tebal sekali. Kedua, ‘baju’ untuk penari hanya sehelai kain yang panjang. Kami tidak tahu cara membalut kain itu sekeliling badan. Tambahan pula, penari semua juga harus memakai banyak hiasan di rambutnya. Akhirnya, kami minta banyak bantuan dari Mbak Yanti. Ternyata, Mbak Yanti sangat terampil. Hasilnya, terutama sesudah semua penari-penari make-up, mereka cantik sekali, seperti malaikat-malaikat dari langit!

Ketika waktunya tiba, keadaan di Departemen sibuk sekali. Semua orang tergopoh-gopoh dengan persiapan yang belum selesai. Sayang, pertunjukan dimulai 45 menit terlambat.

      Waktu saya mendatangi LT13 (tempat untuk Malam Indonesia), saya heran. Seminggu sebelum peristiwa ada banyak karcis yang belum terjual. Tetapi, pada saat itu, gedung kuliah yang ada di depan saya rama sekali! Saya merasa terharu karena usaha panitia berhasil.

      Akhirnya, acara yang kami siapkan lama akan dimulai! Pertama, sekelompok penari, termasuk sepasang kekasih yang dimainkan oleh Don dan Yan Ping, mempertunjukkan  TARI BETAWI. Penari-penari pandai sekali, tariannya bagus! Kemudian, Ibu Usil dimainkan oleh Boon Nga dan Bapak Lawan dimainkan oleh Sean muncul di panggung. Meskipun saya sudah berteman dengan Boon Nga untuk dua tahun, saya tidak tahu dia punya kepandaian dalam main peran! Pertunjukan Boon Nga hebat, seperti bintang film!

Selain itu, pemain yang bagus adalah Adrian. Dia bermain sebagai Mas Bambang, orang yang nakal dan tidak jujur. Adrian memainkan peranannya bagus sekali, sehingga saya percaya Mas Bambang memang orang munafik!

          Sesudah itu, ada pertunjukan TARI BALI dan SILAT. Dua kelompok ini kelihatan masih perlu latihan. Tetapi, saya tahu TARI BALI dan SILAT lebih susah. Kalau mau pertunjukan bagus, harus perlu banyak waktu. Jadi, saya juga merasa mereka semua bagus sekali!

Sesudah istirahat, masih ada ROCK BAND dan ANGKLUNG. Tetapi saya tidak ada kesempatan melihat mereka karena saya sudah di belakang panggung pada saat itu. Alasannya, saya ikut dalam ACAPPELLA. Waktu kami di panggung, saya sedikit gugup. Tetapi, waktu kami mulai menyanyi JUWITA MALAM, saya lebih santai. Pengalaman untuk pertunjukan di panggung asyik sekali!

Waktu lagu kami selesai, saya terus melihat pertunjukan. Cerita cinta diantara Mas Trisno dan Mbak Bunga sedih sekali. Sebab permusuhan diantara keluarga mereka, mereka tidak bisa bersama-sama. Beruntung, permusuhan keluarga mereka diputuskan waktu Dewi Kumala dan malaikatnya turun dari langit. Akhirnya, hubungan diantara dua keluarga menjadi tenteram dan semuanya baik.

Sesudah pertunjukan MALAM INDONESIA selesai, semua pemain merasa Malam Indonesia berjalan dengan sukses! Semua orang capek tapi bahagia. Dengan cepat, saya mengumpulkan pakaian BALI dari penari dan membersihkan satu kamar pakaian. Sesudah hari yang sibuk dan panjang, saya mau pulang ke rumah mandi dulu, lalu tidur panjang! 

 

 

~ Ditulis Oleh Hsi Ching