Industri Kecil
Untuk minggu pertama, mahasiswa-mahasiswa sudah membuat proyek tentang
keluarga homestay. Untuk minggu ini, proyek tentang industri kecil. Sebelum
membuat proyek, mungkin saya kurang tahu industri kecil apa saya ygada di
Yogayakarta dan macam industri kecil.
Untuk proyek, teman saya dan saya berdiskusi dengan guru bisa membuat apa.
Nama guru Yosi. Dia sabar dan ramah sekali. Sesudah bertemu guru, saya bisa
mengerti apa industri kecil lebih baik.
Kami setujuh besok hari akan mengunjungi toko jamu. Kami pergi ke toko
dan sepeda motor. Yosi mengenalkan Bapak dengan kami. Sesudah itu bapak
mengenalkan kami dengan obat dia. Obat yang bapak jual ada banyak. Tetapi bapak
berkata obat untuk kanker lebih populer. Dia berkata obatnya lebih populer
karena obat dari rumah sakit terlalu mahal dan ada orang takut operasi kanker,
jadi mereka lebih suka minum obatnya.
Dari bapak kami juga tahu dia belum menikah. Bapak berkata obatnya tidak
kurnag efektiv daripada obat barat, dan obatnya bisa diminum untuk obat tambahan.
Bapak juga lihatkan kepada kami bagaimana dia mebuat jamu. Pertama, dia
akan meletakkan tanaman obat ke dalam mesin special untuk dipanaskan sampai siap.
Sesudah itu, tanaman akan digiling menjadi puyer. Lalu bapak akan membungkus
puyernya dalam bungkusan yang seratus gram. Terakhir, bapak akan memberi
bungkusanya dengan informasi jamu.
Kerana masih ada waktu sesudah ke toko jamu, guru mengantar kami ke
industri kecil di Yogyakarta yang lain. Kami ke toko ukiran batu untuk orang
yang meninggal. Tokonya kurang besar, tetapi waktu kami datang ada kira-kira
enam orang yang kerja di sana. Ibu yang mempunyai toko bercerita toko seperti
itu biasanya ada empat sampai enam buruh. Biasanya, untuk unkiran batu, ibu
berkata perlu tiga hari sampai satu minggu.
Dari semua tempat yang kamu kunjungi, saya pikir industri kecil di
Yogyakarta rupanya informil. Orang-orang bisa belajar pekerjaan itu dari orang
tua yang lain atau sendiri saja. Lagipula, orangnya juga harus mencari atau
membuat untuk menjual hasilnya sendiri. Mereka jarang membeli barang-barang dari
orang lain untuk dijual. Yang masih ada langganan ke toko-toko itu pasti
maksudnya ada kualitas dalam hasil-hasil mereka.
Ditulis Oleh Don
Project List | Back | Next